Sabtu, 15 Mei 2010

HARUS LEBIH KREATIF DARI IKLAN ROKOK



“Shandy si perokok cilik dengan santai membentuk asap rokok yang dihembuskan dari mulutnya menjadi bulatan dan bentuk kotak-kotak..”. Lingkungan sekitar dengan mudah membentuk anak kecil itu menjadi pecandu rokok. Anak kecil memang mudah sekali terpengaruh, apakah kaula muda seperti kita juga sama?. Kita lihat saat ini, banyak iklan rokok di televisi maupun baleho dan poster di jalan-jalan sangat “kreatif”. Dia (baca: perusahaan rokok) kemudian dengan gesit merangsek menjaring kaum muda, berkedok sebagai pemberi sponsor untuk kegiatan olah raga maupun acara gaul anak muda, bahkan lewat program beasiswa bagi mahasiswa. "Kami melihat bahwa industri rokok semakin gencar dalam menjerat generasi muda kita dengan menggunakan segala cara yang sistematis dan berakibat meningkatnya jumlah perokok secara signifikan," kata Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait (ANTARA News).
Kembali ke masalah iklan rokok. Meski sudah dibatasi (penayangan iklan rokok di telivisi harus di atas jam sembilan malam), namun materi iklan yang sudah sangat “canggih” dapat memberikan pengaruh yang bermakna. Masyarakat kadang tak sadar bahwa yang sedang dilihatnya itu adalah iklan rokok. Tak heran jika iklan yang hanya berdurasi beberapa detik saja menghabiskan dana bermiliar rupiah untuk proses pembuatannya, karena produsen tahu bahwa efek iklan yang diputar berulang-ulang sangatlah efektif untuk menggiring opini pemirsa, terutama kaum muda. Produsen rokok sangat gencar membuat iklan yang baru, lebih fresh dan tentunya dengan biaya mahal, tapi apakah kita pernah melihat iklan anti rokok??? Kalau ada, itu pun sangat formal, “biasa saja” atau bahkan kurang menarik, sehingga kurang diminati oleh kaum muda.
Terkait dengan iklan rokok, Indonesia adalah negara paling tertinggal dalam pengendalian terhadap produk tembakau di Asia Tenggara. Negara-negara lain di kawasan yang sama telah memiliki strategi komprehensif untuk pengendalian tembakau. Indonesia tidak meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) sehingga tidak mengikuti standar internasional dalam pengendalian tembakau. Setidaknya salah satu indikator dari strategi pengendalian tembakau yakni penghentian iklan, promosi, dan sponsor industri rokok (ESQ Magazine online).
Teori Broken Window menggambarkan bahwa sebuah jendela rumah yang retak menggambarkan banyak hal tentang bangunan rumah secara keseluruhan. Mungkin saja penghuninya adalah pemalas atau penghuninya tidak peduli dengan keindahan. Mungkin saja penghuninya tidak ada di dalam rumah, alias rumah kosong. Sebuah rumah yang dibiarkan terbengkalai menandakan banyak hal. Demikian juga bangsa ini. Dengan membiarkan rokok dikonsumsi luas berarti pemerintah kurang peduli dengan kesehatan rakyat dan masa depan generasi mudanya. Bangsa ini menjadi bangsa yang malas dan tidak peduli dengan masa depan. Bangsa ini menjadi bangsa yang pragmatis, berpikir untuk hari ini saja (roniyuzirman, 2010). Tapi munculnya Perda Kawasan Terbatas Merokok (KTM) akhir-akhir ini merupakan tanda awal yang cukup baik.
Kemudian sebagai mahasiswa kesehatan masayarakat apa yang bisa kita lakukan??? Kita dibekali dengan ilmu promosi kesehatan. Ide yang muncul dari pikiran yang fresh menjadi bekal untuk membuat media kesehatan yang menarik. Harus lebih menarik dari iklan rokok. Mungkinkah??? (Abdu Naf’an - IKM 07)

Tidak ada komentar:

be a true health warrior

awal masuk kuliah rasanya begitu berat karena gak sesuai dengan pilihanku,,
farmasi masih menjadi jurusan favorit ku yang tak bisa tergantikan saat itu..
kemudian beberapa waktu berlalu.. kurasakan ada sesuatu di FKM, aku menemukan semua yang ku cari disini,,
ternyata yang menurut manusia buruk belum tentu buruk menurut-Nya..

akhir-akhir ini aku sempat bingung ,, aku merasa belum tahu apa-apa tentang FKM,, ilmunya sangat luas...
tak cukup hanya lewat belajar Handout dan diskusi saja,, harus ada gebrakan baru dalam strategi menyelami dunia FKM...
FKM i'll get u in my mind n soul ... n try to give all i have kepada MASYARAKAT... Amin